04 Agustus 2009

Meraih Ketenangan dalam Shalat

Ketertarikan itu setelah ia melihat sosok kakaknya yang memeluk Islam terlebih dahulu. “ saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana Kakak shalat, sepertinya kakak saya bahagia setelah masuk Islam. Saya jadi tertarik untuk mengikuti jejak kakak”, ungkap Frans.
Semakin hari batin suami dari Endah ini terus bergolak. Semakin hari keinginan itu semakin mantap. Tetapi ia sama sekali tidak berdaya. Ia hanya bisa menahan diri dan belum berani untuk pindah agama karena takut diusir dari rumah. “ saya pasti diusir seperti kakak saya,” tutur Frans.
Ayah Lisa dan Alfan ini sadar akan ada resiko yang cukup besar apabila mengikuti jejak sang kakak. Resiko itu adalah diusir dari rumah. Pertentangan antara keinginan untuk masuk Islam dan ketakutan akan resiko yang akan ditanggungnya telah membuat kegelisahan yang teramat dalam di hati Frans.
Satu pertanyaan yang ada pada diri Frans, kapan kesempatan ia bisa masuk Islam datang kepadanya? Tetapi ia yakin bahwa untuk menuju jalan yang baik, resiko pasti ada, dan resiko itu akan dihadapi dengan ketabahan dan ikhlas.
Pernah suatu saat hatinya sangat terharu ketika diam-diam memperhatikan sang kakak shalat. Keharuan itu telah membimbingnya mengambil air wudhu meski tidak tahu harus membaca apa tapi ia meniru tata cara melakukan wudhu dan melakukan gerakan shalat layaknya orang muslim.
“ kejadian itu menjadi pertanyaan bagi diri saya, mengapa saya melakukan ini? Atau inikah petunjuk dari Allah agar saya menjadi seorang muslim”, tutur Frans mengenang beberapa tahun yang lalu.
Sejak itu ia belajar Islam secara sembunyi-sembunyi. Takut diketahui orang tuanya yang beragama lain. Ia belajar juga dengan kakaknya, tetapi tanpa diketahui orang tuanya. Ia selalu bertanya tentang Islam kepada teman-teman yang Muslim dan meminta gambaran yang jelas.
Anehnya, setelah selesai melakukan ibadah Shalat seperti itu, Frans memperoleh ketenangan hati, “ memang, saat itu hati saya sedang gundah karena didesak oleh keadaan yang membelit, tapi Alhamdulillah dengan shalat ada ketenangan di hati saya sehingga saya lebih bisa menghadadapi kenyataan hidup,” ungkap Frans.
Untuk selanjutnya saya ikut saja bagaimana seorang muslim untuk shalat. Akhirnya, dengan segenap ketulusan hati Frans memantapkan niatnya untuk menjadi seorang muslim. Ia menyatakan siap masuk Islam dengan segala resikonya. Termasuk jika ia diusir dari rumah
Setelah masuk Islam dan mengikrarkan diri di Masjid Cheng Hoo Surabaya, rasa takut yang dulu menggelayuti pikirannya hilang berganti ketenangan.” Saya heran, mungkin itulah perubahan hidup setelah saya masuk Islam. Saya merasakan kesabaran yang ada dalam hati saya bertambah dan memang Islam itu sangat cocok pada diri saya sehingga bisa menikmati arti hidup ini,”Ujarnya.
Apa yang dicari Frans dari Islam? Frans sendiri mengakui bahwa dirinya hanya ingin menjadi seorang muslim dalam arti yang sebenarnya. ” Mempelajari Islam secara mendalam sehingga bisa merasakan hidup bahagia dalam keislaman adalah tujuan saya,” ungkap Frans.
Akhirnya, secara terbuka ia menyampaikan maksudnya untuk masuk Islam kepada orang tuanya. Mendengar pemaparan Frans, kedua orang tuanya sangat marah dan ia pun diusir dari rumah.. “ kalau kamu masih bersikeras pada keputusan kamu itu, silahkan kamu angkat kaki dari rumah ini dan jangan panggil aku ayah lagi!” bentak ayah Frans.
Mendengar perkataan ayahnya yang kasar itu, Frans meneteskan air mata kesedihan. Hati siapa yang tidak sedih ketika ia harus berpisah secara tidak baik dengan kedua orang tuanya yang telah membesarkan dan memberi kasih sayang selama ini,” ini merupakan keputusan saya memeluk Islam yang sangat saya yakini kebenarannya,” ungkap Frans.
Sekarang orang tua Frans merasa kehilangan dua orang anak lelakinya yang diusir dari rumah lantaran pindah agama. Lama kelamaan orang tuanya menyadari akan kenyataan yang tak bisa dibantah. “Alhamdulillah bahwa orang tua saya kini menyadari dan tetap mengakui saya sebagai anak serta tetap melakukan silaturrahim,” ujarnya.

Tidak ada komentar: